Oleh : Mansyur Suryana
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia dan merupakan budaya asli nusantara (Indigenous), pesantren yang berasal dari kata santri yang diberi imbuhan pe dan an bermakna sebagai tempatnya para santri, tempat belajar, tempat latihan (riyadloh), tempat istirahat dan tempat berkumpulnya para santri. Oleh karenanya pesantren harus memuat lima komponen kriteria sebuah pesantren yaitu Kyai, Santri, Masjid, Asrama (Pondok) dan Kajian Kitab Kuning.
Sudah bukan rahasia, Pesantren telah menghasilkan banyak santri yang mumpuni, berkarakter sehingga menjadi pribadi-pribadi yang dibutuhkan masyarakat, berperan penting dalam perubahan serta menjadi titik tolak perjuangan agama, bangsa dan negara. Hal ini dibuktikan dengan para pahlawan-pahlawan kemerdekaan, tokoh pergerakan Nasional sampai tokoh-tokoh bangsa saat ini banyak yang dihasilkan dari Pondok Pesantren.
Hari santri Nasional merupakan bentuk apresiasi dari negara untuk santri, yang mana telah banyak berkiprah dalam perjuangan bangsa, menjadi pahlawan pengusir penjajah, tokoh-tokoh pendiri bangsa dan berperan dalam mempertahankan idiologi negara sebagai upaya untuk melestarikan NKRI. Momen hari santri nasional itu sendiri diambil dari peristiwa resolusi jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari untuk mengusir tentara sekutu dari Indonesia, peristiwa ini hanyalah simbol atau sampel dari banyaknya peran santri untuk negeri dalam berbagai bidang.
Santri adalah produk Pesantren, bukan pesantren namanya kalau tidak punya santri, pesantren secara umum dulu disebutnya sebagai tempatnya para santri, saat ini istilahnya telah banyak berkembang menjadi lebih spesifik, ada Majlis Ta’lim, Taman Pendidikan Qur’an, Madrasah Diniyah, Pesantren Kilat maupun Pondok Pesantren yang disebut secara khusus yang memenuhi lima kriteria tadi. Dan pada intinya semua pelajar pada lembaga-lembaga tersebut disebut sebagai santri.
Corak pondok pesantren yang terbagi menjadi Pesantren Salafiyah, Kholafiyah maupun Modern telah menjadikan identitas tersendiri bagi para santrinya, santri salaf yang merupakan produk pesantren salafiyah sangat kuat dalam tradisinya, di pesantren modern santri banyak berekspresi dengan metode-metode kekinian yang diterapkan oleh Kyai, sementara di pesantren khalafiyah tetap berada di tengah antara menggabungkan metode salaf dan modern atau mungkin tidak salaf dan tidak juga modern.
Dengan perkembangan pesantren yang demikian, maka santri dituntut untuk tetap menjaga tradisi dan tanggap akan kemodernan zaman, menjadikan pribadi-pribadi yang tidak hanya bisa mengaji tapi harus mampu mengolah komputerisasi, digitaliasi, dan kemajuan teknologi lainnya. Santri yang identik dengan kekunoan harus bisa membuktikan diri sebagai seorang yang melek kekinian dengan mindset yang lebih baik dan terarah.
Kemajuan teknologi telah banyak berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan, begitu juga pada kehidupan santri, kitab-kitab turats yang dulu dicetak dengan kertas berwarna kuning saat ini telah banyak dicetak memakai kertas warna putih dan bahan yang lebih bagus bahkan telah dibuat dalam bentuk aplikasi digital, untuk meningkatkan literasi santri melalui penggalian kitab-kitab turats saat ini telah banyak media yang menyediakannya, belajar mengajar juga bisa dilakukan dengan berbagai metode melalui pemanfaatan teknologi.
Perkembangan Pondok Pesantren juga telah banyak menarik para anak untuk menjadi santri, setiap pesantren telah banyak dihuni para santri, secara kuantitas santri saat ini lebih banyak daripada santri zaman doeloe, namun kualitas para santri saat ini berbanding terbalik dari santri zaman doeloe, ruh kesantrian para santri saat ini sedikit-sedikit telah mulai memudar. Maka oleh karena itu, Pembinaan akhlak, penerapan metode belajar yang variatif, penguatan wawasan kebangsaan harus terus menerus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran yang mulai lemah, bahwasanya santri ada untuk mengabdi pada ilahi, meneruskan dakwah nabi dan berkhidmat pada negeri.
Selamat Hari Santri Nasional, Santri Sehat Indonesia Kuat
NU Kuat Ku Santri , Santri Kuat Ku Ngaji